BelajarInggris.net Tempat Kursus Bahasa Inggris Online cepat dan Mudah tanpa grammar Full Conversation / Percakapan Bersertifikat
Selamat Datang di Sastra Santri, Tempat Renungan, Diskusi, dan Aktualisasi Seorang Santri

Foto

Bersama Mahasiswa Thailand saat Berkunjung di Kediaman Pramoedya Ananta Toer.

Foto

Jalan-Jalan di IPB Bogor.

Foto

Saat Mau Menyeberang ke Pulau Bunaken, Manado, Sulawesi Utara.

Foto

Pertukaran Pelajar (Hungaria).

Foto

Jalan-Jalan Ke Kampung Inggris- Pare- Kediri- Jawa Timur.

Hapus Pesanan Politik

Suhu politik di negeri ini tampaknya memanas karena muncul pernyataan keprihatinan dari sejumlah tokoh maupun ormas sosial. Komnas HAM juga tidak luput dari sorotan masyarakat. Sejak pergantian figur, Komnas HAM tidak mengangkat citra baik di masyarakat dengan cara menyelesaikan kasus HAM. Mereka malah membuka polemik baru tentang cara menyelesaikan kasus HAM padahal kebanyakan figur dalam tubuh Komnas HAM merupakan tokoh-tokoh pilihan jebolan perguruan tinggi. Akibat dari situasi yang demikian, sepantasnya masyarakat mempertanyakan bagaimana peran Perguruan Tinggi di Indonesia sebagai salah satu dambaan rakyat terhadap perkembangan politik dewasa ini.

Mengutip laporan Unesco, Jacques Delors et al (1998), peran perguruan tinggi di negara berkembang sangatlah sentral. Itu tempat penyiapan sumberdaya manusia untuk mendukung pembangunan nasional, baik dari tenaga madia yang terampil maupun para pemikir dan ilmuwan peneliti yang handal. Bukan sebagai "pabrik sarjana"; bukan sebatas menerima mahasiswa sebanyak mungkin, membangun fasilitas fisik, namun universitas bersifat luwes dan tidak terdikte oleh kebutuhan pasar belaka. Perguruan tinggi mestinya lembaga pendidikan yang juga merupakan bagian dari kebudayaan bangsa yang tidak lepas dari nilai-nilai historis sebagai sumber identitas dan kesatuan nasional. Perguruan Tinggi bukan sekadar tempat riset, tetapi wadah meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (SDM) Indonesia, baik di bidang sosial, ekonomi, budaya maupun iptek.Sekarang ini, ada "sesuatu kekuatan" yang sudah masuk ke dalam kampus, yang mengakibatkan kemurnian kampus tercemar. Akibatnya, kemurnian intelektual sudah tidak bebas lagi. Bahkan tidak berlebihan apabila dikatakan sudah mengandung "pesanan politik" tertentu. Ini berakibat pada pelaksanaan tugas Komnas HAM di lapangan. Kemudian, yang menjadi persoalan, bagaimanakah caranya mengembalikan peran kampus menghadapi masalah HAM sekarang?Tentu sudah saatnya HAM diajarkan di Perguruan Tinggi, baik itu sebagai pelajaran atau mata kuliah, terlepas ataupun digabungkan dengan mata kuliah yang lain. Memang mata kuliah Pancasila dan Kewarganegaraan sudah diajarkan, tetapi masih permukaannya saja. Kemudian lenyap begitu saja. Ternyata kemudian ditindaklanjuti dengan ulah yang bertentangan dengan apa yang telah dipelajari itu. Dengan menerapkan pelajaran HAM di Perguruan Tinggi tentu mahasiswa semakin mengerti dan tidak mau jadi "pesanan politik" pihak tertentu. (Dimuat di Suara Merdeka, 17 Mei 2008)

PKM GT PENGGANTI KKTM

Program Kreativitas Mahasiswa-Gagasan Tertulis (PKM- GT) merupakan salah satu komponen utama PKM-Karya Tulis. PKM-GT merupakan jelmaan logis dari Kompetisi Karya Tulis Mahasiswa (KKTM) setelah diintegrasikan ke dalam program PKM. Bergabungnya KKTM ke dalam PKM memberi konsekuensi tidak terselenggaranya jenjang kompetisi antar wilayah sebagaimana terjadi sebelumnya. Demikian pula pada pembidangan KKTM yang diklasifikasikan secara spesifik ke dalam lingkungan hidup, INTIM, IPA, IPS, Pendidikan dan Seni, ditiadakan.
Penyederhanaan ini tidak dimaksudkan untuk menghilangkan hal-hal baik yang telah susah payah dirintis Direktorat Akademik, namun corak proses yang beragam umumnya cenderung menyebabkan ketidakadilan. Di samping itu, fokus perhatian pada program PKM adalah kreativitas sehingga pembatasan- pembatasan atas dasar tema ataupun bidang keilmuan menjadi tidak signifikan.

PKM-GT menjadi akses mahasiswa dalam berlatih menuliskan ide-ide kreatif sebagai respons intelektual atas persoalan-persoalan aktual yang dihadapi masyarakat. Ide tersebut seyogyanya unik dan bermanfaat sehingga idealisasi kampus sebagai pusat solusi dapat menjadi kenyataan. Sebagai intelektual muda, mahasiswa umumnya cenderung pandai mengungkapkan fakta-fakta sosial, namun melalui PKM-GT, level nalar mahasiswa tidak hanya dituntut sampai sebatas mengekspos fakta tetapi justru harus mampu memberi atau menawarkan solusi. Sebagai salah satu PKM yang ditampilkan dalam PIMNAS, maka tata tertib dan segala sesuatu yang terkait pada persyaratan presentasi diatur tersendiri di dalam Pedoman PIMNAS 2009.

Agenda Karya Ilmiah 2009

Didasari kesadaran penuh atas adanya kesenjangan antara teori yang diperoleh mahasiswa dengan realita kebutuhan masyarakat, serta munculnya tuntutan masyarakat atas lulusan perguruan tinggi yang bermutu, mandiri dan siap mengantisipasi arah pengembangan bangsa, maka pada tahun 1997 DP2M merealisasikan Program Pengembangan Budaya Kewirausahaan di Perguruan Tinggi (PBKPT). Salah satu komponen kunci di dalamnya adalah Program Karya Alternatif Mahasiswa (KAM). Inilah satu-satunya program yang dapat diakses dan dilaksanakan mahasiswa, karena program lainnya seperti Kuliah Kewirausahaan (KWU), Kuliah Kerja Usaha(KKU), Magang Kewirausahaan (MKU), Konsultasi Bisnis dan Penempatan Kerja (KBPK) dan Inkubator Wirausaha Baru (INWUB) diperuntukkan bagi dosen. Walaupun ada persyaratan untuk menyertakan mahasiswa sebagai pelaku lapangan. KAM merupakan wahana kreasi bagi mahasiswa dalam menciptakan produk (barang atau jasa) yang akan menjadi komoditas usahanya kelak. Sedangkan pematangan sebagai entrepreneur dilakukan pada program INWUB. Dengan demikian, PBKPT merupakan satu kesatuan program pendorong Perguruan Tinggi (PT) dalam menghasilkan enter- ataupun teknopreneur dari kampus.

Dalam perkembangannya, KAM dirasa sangat membatasi ruang kreasi mahasiswa yang memiliki minat, bakat dan intelektual beragam. Pada tahun 2001, DP2M kemudian meluaskan KAM menjadi Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang membuka peluang mahasiswa dalam berkarya seluas para dosennya. Sejak saat itu dikenal berbagai jenis PKM, yaitu: PKM-Penelitian (PKM-P), PKM-Penerapan Teknologi (PKM-T), PKM-Kewirausahaan (PKM-K), PKM-Pengabdian kepada Masyarakat (PKM-M) dan PKM Penulisan Artikel Ilmiah (PKM-I). Pada tahun 2002, PKM bergabung dengan Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) dan Lomba Karya Tulis Mahasiswa (LKTM) ke dalam program Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) yang dilaksanakan di Universitas Airlangga Surabaya.

Atas kebijakan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, sejak tahun 2009 pelaksanaan Kompetisi Karya Tulis Mahasiswa (KKTM) yang sebelumnya dikenal sebagai LKTM diintegrasikan pengelolaannya ke dalam PKM. Mengingat sifatnya yang identik dengan PKM-I, maka program KKTM dikelompokkan bersama PKM-I ke dalam PKM-Karya Tulis (PKM-KT). Untuk membedakannya, PKM-I diberi nama baru PKM-Artikel Ilmiah (PKM-AI) dan KKTM menjadi PKM-Gagasan Tertulis (PKM-GT) sesuai dengan sumber bahan penulisannya. Sesuai dengan sifat artikel yang dihasilkan, maka PKM-AI akan bermuara pada Jurnal Kreativitas Mahasiswa sedangkan PKM-GT menggantikan posisi PKM-AI di PIMNAS. Penilaian atas mutu usulan, proses pelaksanaan dan presentasi di PIMNAS, seluruhnya dilakukan berdasar atas level kreativitas mahasiswa dan orisinalitas. Orisinalitas dalam hal ini tidak hanya diartikan sebagai suatu temuan baru, akan tetapi ide yang akan direalisasikan murni berasal dari kelompok mahasiswa. Dengan demikian, Pembimbing PKM disarankan agar berperan sebagai pendamping mahasiswa yang mengawasi pelaksanaan PKM agar sesuai dengan misi masing-masing program dan tidak menjadikan mahasiswa sebagai bagian riset ataupun kegiatan akademik dosen lainnya.

Agar objektivitas pengelolaan PKM dan PIMNAS dapat terjaga dengan baik, DP2M memandang perlu menerbitkan Buku Pedoman PKM 2009 ini sebagai acuan bagi semua pihak di Perguruan Tinggi yang memerlukan informasi tentang sejarah, uraian umum, kriteria penulisan usulan, teknik penilaian di setiap tahap pelaksanaan, teknik penyusunan laporan seluruh program PKM yang ditawarkan Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DP2M) Ditjen Dikti, juga bentuk apresiasi yang diberikan. Pedoman ini juga mengutip tanpa perubahan sebagian informasi Pedoman KKTM yang diterbitkan Direktorat Akademik Ditjen Dikti guna menghindari kesulitan realisasi PKM-GT di PT. Secara rinci penjabaran program PKM seperti di bawah ini:

PKM-P
Merupakan program penelitian yang bertujuan antara lain: untuk mengidentifikasi faktor penentu mutu produk, menemukan hubungan sebab-akibat antara dua atau lebih faktor, menguji cobakan sebuah bentuk atau peralatan, merumuskan metode pembelajaran, melakukan inventarisasi sumber daya, memodifikasi produk eksisting, mengidentifikasi senyawa kimia di dalam tanaman, menguji khasiat ekstrak tanaman, merumuskan teknik pemasaran, survei kesehatan anak jalanan, metode pembelajaran aksara Bali di siswa sekolah dasar, laju pertumbuhan ekonomi di sentra kerajinan Kasongan, faktor penyebab tahayul yang mewarnai perilaku masyarakat Jawa dan lain-lain kegiatan yang memiliki tujuan semacam itu.

PKM-T
merupakan program bantuan teknologi (mutu bahan baku, prototipe, model, peralatan atau proses produksi, pengolahan limbah, sistem jaminan mutu dan lain-lain) atau manajemen (pemasaran, pembukuan, status usaha dan lain-lain) atau lainnya bagi industri berskala mikro atau kecil (industri rumahan, pedagang kecil atau koperasi) sesuai kebutuhan calon mitra program.PKMT mewajibkan mahasiswa bertukar pikiran dengan mitra terlebih dahulu, karena produk PKMT merupakan solusi atas persoalan yang diprioritaskan mitra. Dengan demikian, di dalam usul program harus dilampirkan Surat Pernyataan Kesediaan Bekerjasama dari Mitra pada kertas bermaterai Rp 6.000,-.
PKM-K
Merupakan program pengembangan ketrampilan mahasiswa dalam berwirausaha dan berorientasi pada profit. Komoditas usaha yang dihasilkan dapat berupa barang atau jasa yang selanjutnya merupakan salah satu modal dasar mahasiswa berwirausaha dan memasuki pasar.

PKM-M
Merupakan program bantuan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dalam upaya peningkatan kinerja, membangun keterampilan usaha, penataan dan perbaikan lingkungan, penguatan kelembagaan masyarakat, sosialisasi penggunaan obat secara rasional, pengenalan dan pemahaman aspek hukum adat, upaya penyembuhan buta aksara dan lain-lain bagi masyarakat baik formal maupun non-formal.

PKM-AI
Merupakan program penulisan artikel ilmiah yang bersumber dari suatu kegiatan mahasiswa dalam pendidikan, penelitian atau pengabdian kepada masyarakat yang telah dilakukannya sendiri (studi kasus, praktek lapang, KKN, PKM, magang, dan lain-lain).

PKM-GT
merupakan program penulisan artikel ilmiah yang bersumber dari ide atau gagasan kelompok mahasiswa. Gagasan yang dituliskan mengacu kepada isu aktual yang dapat ditemukan di masyarakat dan memerlukan solusi hasil karya pikir yang cerdas dan realistik.

Dalam upaya mengefisienkan proses penilaian dan penyediaan reviewer, maka seluruh usulan akan dikelompokkan ke dalam masing-masing bidang PKM yang dituju (-P, -T, -K, -M, KT). Selanjutnya setiap usulan dalam setiap bidang PKM dikelompokkan lagi ke dalam tujuh kelompok bidang ilmu, yaitu:
1. Bidang Kesehatan, meliputi: Farmasi, Gizi, Kebidanan, Kedokteran, Kedokteran Gigi, Keperawatan, Kesehatan Masyarakat, Psikologi.
2. Bidang Pertanian, meliputi: Kedokteran Hewan, Kehutanan, Kelautan, Perikanan, Pertanian, Peternakan, Teknologi Pertanian.
3. Bidang MIPA, meliputi: Astronomi, Biologi, Geografi, Fisika, Kimia, Matematika.
4. Bidang Teknologi dan Rekayasa, meliputi: Informatika, Teknik, Teknologi Pertanian.
5. Bidang Sosial Ekonomi, meliputi: Agribisnis (Pertanian), Ekonomi, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
6. Bidang Humaniora, meliputi: Agama, Bahasa, Budaya, Filsafat, Hukum, Sastra, Seni.
7. Bidang Pendidikan, meliputi Program Studi Ilmu-Ilmu Pendidikan di bawah Fakultas Kependidikan.
Untuk program studi lain yang belum termasuk dalam pengelompokan bidang ilmu di atas, pengusul dapat memilih kelompok bidang ilmu yang terdekat. Perlu diketahui bahwa pengelompokan bidang ilmu tersebut tidak ada hubungannya dengan kuota kebidangan, tetapi akan digunakan sebagai salah satu dasar pertimbangan kedekatan bidang reviewer dengan usulan yang dievaluasi baik dalam seleksi proposal maupun penjurian PIMNAS.

Kecuali PKM-AI yang sebelumnya dikenal sebagai PKM-I, seluruh bidang PKM bermuara di PIMNAS. PKM-AI yang telah berwujud artikel ilmiah dinilai kurang relevan dipresentasikan dalam PIMNAS karena sifatnya sudah siap dipublikasikan.

Situs Universitas, Perlukah?

Belum lama ini sebuah media internasional Webometrics mengeluarkan peringkat situs terbaik di dunia. Situs milik 33 perguruan tinggi negeri dan swasta Indonesia masuk dalam kelompok 5.000 yang terbaik dari seluruh universitas di dunia. Hasil ini tidak jauh berbeda dengan pemeringkatan situs perguruan tinggi yang dilakukan Times Higher Education pada tahun 2007 dan 2008. Penyusunan ranking didasarkan pada empat unsur penilaian, yaitu visibilitas (V) yang menghitung berapa banyak link eksternal yang terkandung website tersebut, ukuran (S) yang menghitung jumlah halaman yang tertangkap oleh mesin pencari. Kemudian juga dihitung dari kekayaan file (R), meliputi file jenis PDF (adobe acrobat), "Adobe PostScript", "Word Document", dan PPT (Presentation Document), serta "Scholar" (Sc) yang diambil dari data situs mesin pencari Google Scholar terkait dengan tulisan-tulisan ilmiah dari perguruan tinggi bersangkutan.

Pemeringkatan ini dimaksudkan untuk mendorong peningkatan pemanfaatan teknologi informasi di kalangan perguruan tinggi. Diyakini atau tidak, keberadaan situs sangat diperlukan bagi kemajuan sebuah perguruan tinggi. Awalnya, situs memang hanya untuk kalangan internal, tetapi jika terus dikembangkan, situs ini sangat membantu sebuah universitas menjadi lebih menonjol. Situs merupakan tempat memubilkasikan apapun yang dihasilkan baik penelitian maupun kegiatan-kegiatan perguruan tinggi tersebut. Dapat dikatakan situs merupakan ”simbol aktifitas” perguruan tinggi. Jika situs perguruan tinggi tidak berkembang, aktivitas di kampus itu pun bisa dikatakan tidak berkembang. Permasalahan yang dihadapi situs perguruan tinggi rata-rata sama, yaitu kurang up-to-date. Hal ini karena masih banyak aktifitas yang dilakukan perguruan tinggi belum terserap dalam situs.

Untuk mengantisipasi permasalahan itu, perguruan tinggi pun perlu melibatkan mahasiswanya dalam mengelola situs tersebut. Dengan harapan, informasi yang disampaikan melalui situs tersebut terus diperbaharui. Keterlibatan mahasiswa merupakan ajang pembelajaran bagi mahasiswa untuk bersosialisasi, menulis, serta berorganisasi. Ketika mahasiswa dilibatkan dalam sebuah situs, secara tidak langsung dia akan belajar bagaimana wawancara dengan narasumber, menulis, dan berorganisasi. Sedangkan bagi perguruan tinggi, dengan adanya keterlibatan mahasiswa dalam mengelola situs, aktifitas-aktifitas yang telah dilakukan secara up-to-date akan terserap dalam situs.

Dengan dikeluarkannya peringkat tersebut menandakan bahwa situs memeiliki peranan penting bagi perguruan tinggi, apalagi dalam era masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge-based society) seperti sekarang.