BelajarInggris.net Tempat Kursus Bahasa Inggris Online cepat dan Mudah tanpa grammar Full Conversation / Percakapan Bersertifikat
Selamat Datang di Sastra Santri, Tempat Renungan, Diskusi, dan Aktualisasi Seorang Santri

Foto

Bersama Mahasiswa Thailand saat Berkunjung di Kediaman Pramoedya Ananta Toer.

Foto

Jalan-Jalan di IPB Bogor.

Foto

Saat Mau Menyeberang ke Pulau Bunaken, Manado, Sulawesi Utara.

Foto

Pertukaran Pelajar (Hungaria).

Foto

Jalan-Jalan Ke Kampung Inggris- Pare- Kediri- Jawa Timur.

Cerpen yang Belum Selesai dan Belum Diedit

Kapal Mimpi Pambayun

Sebuah kapal mainan berputar-putar di dalam panci kecil yang teronggok di salah satu sudut rumah Pak Kirno. Suaranya berklotok-klotok, mengusik perhatian Pambayun, gadis mungil yang baru duduk di bangku kelas 2 Sekolah Dasar. Kapal dari seng itu cuma mainan yang dibelikan Mbok Gina dari pasar rakyat kemarin. Pambayun hanya diam memperhatikan setiap gerakan kapal itu.

“Yun….,Pambayun, tolong belikan minyak di warungnya Mbok Mah dulu”. Tiba-tiba suara Mbok Gina membuyarkan lamunannya. Dengan lesu Pambayun melenggokkan kakinya menuju ke tempat Mbok Gina, tanpa sepatah kata. Sepasang mata Pambayun seperti tak mau beranjak dari kapalnya, takut kalau kapalnya tenggelam. Tetap tak ada kata yang keluar dari bibir manisnya saat meraih tiga lembar uang seribuan dan sekeping uang lima ratus dari tangan perempuan tua dengan wajah penuh keriput itu. “Belikan minyak satu liter, kalau lebih uangnya buat kamu saja!”.perintah Mbok Gina.

Dengan lunglai Pambayun melangkahkan kaki kecilnya keluar rumah sambil sesekali membalikkan badan, menerawang kapalnya yang kelihatan samar-samar di balik dinding bambu rumahnya. Pambayun memang anak yang malang, bapaknya sudah menghembuskan nafas terakhir karena kangker paru-paru yang dideritanya. Waktu itu Pambayun masih dalam kandungan Mbok Minah. Pak Kirno mendiang ayah Pambayun memang perokok yang berat, hampir setiap saat tangannya tak pernah lepas dari leletannya. Campuran cengkih dan bako yang terbungkus daun klobot itu sudah seperti istri keduanya.”Jangan terlalu banyak merokok Pak!” cegah Mbok Minah. Meskipun sering diingatkan tetap saja merokok samapi akhirnya divonis mantri desa kangker paru-paru.

Dulu Kirno adalah sosok pemuda desa yang gagah dan pantang menyerah, setiap habis subuh ia selalu melangkahkan kakinya ke sepetak sawah warisan leluhur yang hanya bisa ditanami tembakau. Desa Ngudi Luhur tempat Kirno hidup memang terkenal dengan tembakaunya, hampir setiap lahan kosong tumbuh tembakaunya. Pernah ada larangan menanam tembakau pada masa colonial,semua petani harus mengganti tanamannya dengan jarak. Namun tidak berlangsung lama,petani kembali ke tembakau lagi sampai sekarang. Saat ada salah satu ormas Islam mengharamkan rokok petani sempat khawatir akan kehilangan tulang punggung hidupnya. Berkat Kirno lah petani tidak merasa cemas lagi. Semua berjalan seperti biasa lagi setelah Kirno memaparkan dalil-dalil tentang hokum merokok. Penduduk kampung samikna waato’na dengan Kirno yang notabene lulusan pondok terkenal di Rembang. Belum sempat Kirno memanen tembakaunya ajal telah menjemputnya. Mbok Minah tinggal berdua sama Pambayun putrid satu-satunya.